Sabtu, 07 Januari 2012


The Golden Principle atau Prinsip Emas


Di zaman ini, kebenaran semakin dibuat rancu oleh banyak hal. Kita mengira dengan banyaknya inovasi baru dan penemuan di berbagai bidang kehidupan, maka kehidupan umat manusia bisa menjadi semakin nyaman. Namun kenyataannya, “Mengapa kehidupan ini terasa semakin sulit dan tidak nyaman?” Bahkan rasa aman dan kedamaian sepertinya semakin sulit didapatkan.

Kita juga mengira bahwa dengan semakin pandainya manusia, disertai dengan dengan perkembangan zaman dan peradaban, manusia memiliki kebebasan dan otoritas yang semakin besar untuk menentukan arah dan cara dalam menjalani hidupnya sendiri. Namun pertanyaannya ialah: “Mengapa kebebasan itu tidak disertai dengan perbaikan ahklak manusia?”Tingkat moral manusia di seluruh dunia sepertinya semakin hari semakin merosot, padahal moral adalah salah satu aspek terpenting bagi kelangsungan hidup umat manusia.
Kita dapat merasakan ada sesuatu yang tidak beres, tetapi kita tidak tidak dapat menemukan letak kesalahannya. Akhirnya kita mulai mencari kambing hitam, misalnya dengan menyalahkan pemerintah, menyalahkan situasi, menyalahkan orang kaya, menyalahkan orang miskin & orang jelek, menyalahkan cuaca, siapa saja atau apa saja. Sudah tentu, cara-cara seperti itu tidak akan pernah membereskan masalah.
Sebenarnya semua kekacauan itu timbul karena manusia telah melanggar sebuah prinsip yang sangat penting, yang disebut The Golden Principle atau Prinsip Emas, yaitu: Kebenaran adalah Kebenaran. Kebenaran itu bagaikan emas murni. Biarpun dapat diubah-ubah bentuknya, emas murni memiliki karakteristik yang sangat unik dan dapat diuji.

Sebuah logam yang mirip sekali dengan emas murni, tetapi kalau ada salah satu saja sifat yang dimilikinya berbeda dari sifat-sifat emas murni, maka kita dapat memastikan bahwa logam itu pasti bukan emas murni. Tidak semua yang berkilauan itu emas, itu sebabnya ada sekelompok mineral yang disebut: “fool’s gold” (emasnya orang bodoh), karena mineral jenis ini bisa mem-‘bodohi’ orang sehingga mengiranya sebagai emas asli, misalnya: pyritedan chalcopyrite.

Contoh lain, misalnya: hewan monyet. Walaupun dalam banyak hal, monyet sangat mirip dengan manusia, dan ada juga orang yang rupanya begitu mirip dengan monyet, namun hal itu tidak menjadikan manusia sama dengan monyet, sebab masih ada faktor-faktor lain yang harus digunakan dalam membedakan antara manusia dengan monyet. Begitu pula halnya dengan kebenaran, ada banyak faktor dalam menentukan apakah suatu layak diterima sebagai kebenaran. Jika ada salah satu saja sifat yang berbeda, maka sudah dapat dipastikan itu bukan kebenaran. Biar bagaimanapun, Kebenaran adalah Kebenaran.
Prinsip emas ini juga berlaku terhadap Tuhan dan kebenaran-Nya.Karena Tuhan yang sejati adalah kebenaran di atas segala kebenaran, maka jika ada tuhan lain, yang sangat mirip atau mengaku-ngaku sebagai Tuhan, namun bila setelah diuji, ternyata ia tidak memiliki semua sifat-sifat seperti yang dimiliki oleh Tuhan yang sejati, maka sudah dapat dipastikan bahwa ia bukan Tuhan.

Begitu pula dengan Kebenaran yang sejati, jika tidak dapat melewati pengujian arkeologi, sejarah, logika, dan hati nurani, dapat dipastikan bahwa itu adalah kebenaran palsu.

Tuhan yang asli tetap Tuhan, walaupun banyak orang menolak-Nya sebagai Tuhan, namun setan tetap setan, biarpun banyak orang menyembahnya sebagai tuhan.
Ada yang mengatakan bahwa: "Semua AGAMA sama saja, mengajarkan kebaikan." Saya dengan tegas menolak pernyataan ini! Mungkin benar bahwa semua AGAMA mengajarkan kebaikan, tetapi TIDAK ADA satu pun agama yang sama!

Setiap agama berbeda secara mendasar (fundamental), baik itu obyek yang disembah, pandangannya tentang surga-neraka, konsep dosa, pandangan akan inkarnasi & reinkarnasi, konsep moral & perbuatan baik, tata cara ibadah, konsep hubungan dalam keluarga, dalam hubungan suami-istri, kehidupan & pribadi para pendirinya, konsep tentang Tuhan & setan, dan masih banyak lagi, yang semuanya sangat BERBEDA!

Ada yang mengatakan bahwa Kekristenan itu agama eksklusif, karena mengatakan bahwa hanya ada satu jalan ke Surga, yaitu: Yesus Kristus. Sebenarnya bukan begitu, Kekristenan bukan satu-satunya agama yang eksklusif, tetapi semua agama itu eksklusif. Sebab baik Islam, Budha, Hindu, Kong Hu Cu, juga pasti tidak akan menyetujui konsep ketuhanan yang berbeda dari ajarannya masing-masing. Maka setiap agama yang mengklaim pengajarannya sebagai kebenaran, itu PASTI bersifat eksklusif.

Jadi, sebenarnya lebih logis jika kita berkata: "Semua AGAMA itu BERBEDA, tetapi ada kemiripannya, yaitu mengajarkan perbuatan baik." Tetapi tidak benar, bahwa semua agama itu mengajarkan kebenaran, karena KEBENARAN yang sejati itu PASTI eksklusif.

Kebenaran juga tidak ada hubungannya dengan mayoritas-minoritas, suka-tidak suka, mood-tidak mood, suku ini-suku itu, agama ini-agama itu, sebab kebenaran sama sekali tidak tergantung pada faktor-faktor semacam itu. Itu sebabnya ada sebuah koran di Jakarta yang menggunakan motto: "Kebenaran itu tidak memihak."  Mengapa? Karena kebenaran yang sejati itu juga bersifat ABSOLUT.

Jika kita salah menghafalkan rumus dalam sebuah hitungan matematika, maka semua kalkulasi yang kita buat dengan menggunakan rumus tersebut, pasti akan menjadi salah. Jika kita menggunakan telur busuk untuk membuat kue, maka kue apapun yang kita buat itu pasti akan berbau busuk. Atau, jika kita tidak percaya kepada seseorang, maka kita akan meragukan setiap perkataan dan perbuatannya. Jika kita menerima konsep pemikiran yang salah sebagai sebuah kebenaran, maka semua kesimpulan yang kita buat berdasarkan pemikiran tersebut pasti akan salah.


Jika dasar / fondasi rumah dibuat dengan cara yang salah, maka bangunan yang akan dibangun di atasnya juga bermasalah. Lalu apa yang akan terjadi jika kita melakukan hal yang sama denganfondasi kebenaran di mana kita menggantungkan segala prinsip / falsafah hidup kita dalam membangun kehidupan ini?


 Begitu pula halnya, jika kita menggantikan kebenaran dengan kepalsuan, maka di situ pasti akan terjadi kekacauan. Oleh sebab itu, kita perlu menyadari akan betapa pentingnya Kebenaran itu di dalam kehidupan kita sehari-hari!

Lalu, “Kira-kira apa yang akan terjadi, bila seorang manusia tidak percaya kepada Tuhan yang sejati, namun menyembah kepada tuhan yang palsu (setan) sebagai Tuhan-nya?”
Silahkan Anda jawab sendiri.

KEBENARAN YANG SEJATI

PASTI seperti EMAS MURNI,
eksklusif dan absolut,
berharga dan bersifat universal,
mengatasi ruang dan waktu,
serta melampaui semua keterbatasan dunia,
baik suku bangsa, agama, ras, antar golongan,
maupun bahasa.
john3_16
Yohanes 3:16
“Karena begitu besar kasih Elohim akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya SETIAP ORANG yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal.”
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar