Kamis, 23 Februari 2012


Batasan dalam Pacaran

jarang banget ketemu tulisan2 cowok yang kayak gini.
God bless you, Hendi Zhong for sharing the truth and values with us! :)
***
Seseorang bertanya di suatu forum:
“batesan pacaran apa sih?”
Baiklah, mari kita sama-sama belajar kebenaran dan mempraktekan firman Tuhan.
Saya akan berbagi apa yang pernah saya dapat sebelumnya :)
Ini akan panjang sekali bila diuraikan. Karena itu sebelumnya saya bukakan dahulu
amsal 4:20-23
“Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh mereka. Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”
Saya akan menguraikan dalam tulisan yang cukup panjang. Simaklah kawan dan renungkan baik-baik. Are you ready?
PART 1 (Batasan Motivasi)
Sebagai orang yang percaya kebenaran alkitab, kita akan mengambil dasar alkitab. Pertanyaan mendasar:
“untuk apa seseorang pacaran?”
Saya menanyakan anak-anak muda remaja: “Untuk apa kau menjalin hubungan pacaran dengan lawan jenismu?”
Dan inilah jawaban yang umum:
1. Karena “aku sayang dia” (Perasaan)
Dasarnya adalah “cinta”. Cinta dalam tanda kutip ini perlu diwaspadai kawan. Saya tidak mengatakan ini tidak baik. Alangkah baiknya jika kau selidiki perasaanmu itu. Kebanyakan dasar cinta-cintaan ini cenderung kasih EROS, asmara memikat yang lebih mengutamakan hawa nafsu.
Jika kau buka ensiklopedia, Eros merupakan sebuah kata dari bahasa Yunani yang berarti cinta berdasarkan hawa nafsu saja. Kata turunan adalah ‘erotis’.
Agape adalah bentuk cinta tanpa batas, kerap dicontohkan dengan cinta Tuhan terhadap ciptaan-Nya.
Sumber: Wikipedia
Hubungan yang hanya berdasarkan EROS tanpa dikendalikan AGAPE, hubungan itu akan hancur. Mengapa saya berani mengatakan demikian? Inilah perbedaan kasih AGAPE dan nafsu EROS:
HAWA NAFSU – “Menuntut” segala sesuatu dari “Orang lain” demi memenuhi “EGO pribadi” walau harus mengorbankan “Kepentingan pihak lain”.
KASIH – “Memberi” segala sesuatu dari “Diri pribadi” demi memberkati “Orang lain” walau harus mengorbankan “Kepentingan pribadi”.
Nyata di lapangan, kebanyakan orang berpacaran cenderung menggunakan NAFSU dari pada KASIH. Bahkan, ada orang yg menuntut pasangannya lebih memperhatikan dia dari pada Tuhan? WOW! Sampai-sampai Tuhan juga dikorbanin demi “mengemis” perhatian dan rasa sayang dari pasangannya.
Jika kau hanya andalkan perasaan “ATAS NAMA CINTA”, ketika kau bergesekan dan mengalami dilema: mungkin kau menemukan kekurangan2 pasanganmu setelah membangun hubungan pacaran dengan dia, maka saya akan bertanya “MASIHKAH KAU MENCINTAIKU?”
Kawan, inilah pengalaman-pengalaman orang pendahulu kita. Ternyata PERASAAN BUKAN SEGALANYA. Relationship itu berbicara KOMITMEN sedangkan Perasaan itu berbicara “Mood”. Saat mood-mu menjadi busuk krn menemukan kekurangan pasanganmu yang tidak bisa kau terima, apakah kau bisa mengatakan bahwa kau mencintainya?
Justru, saat mood hilang, KOMITMEN-lah yang MENYATUKAN.
2. Karena ingin mengenal dia lebih dalam
Dasar pacaran = PENGENALAN.
Mengenal apanya? Pribadinya? Bagaimana background keluarganya? Oh.. Tunggu dulu..! Kau dapat mengenalnya melalui persahabatan. Kadang, sahabat justru lebih mengenal si “dia” daripada pacarnya (tolong koreksi saya). Ada hal-hal tertentu justru si “dia” merasa lebih nyaman menceritakan pada sahabat daripada pacarnya karena mungkin saja pacarnya tipe pemarah, cepat down, suka negative thinking, atau hal-hal lain.
Jadi, alibi “MENGENAL” ini tidak tepat sebagai dasar bagaimana kau katakan untuk memulai satu hubungan.
Ada suami istri yang sudah menikah puluhan tahun dan punya anak, masih saja dapat berkata,”Heran aku sama papa, kok aku ga bisa paham ya sama kelakuannya ini”.
“Heran ya sama mama kok begitu?”
hei !!
Jangan kau pikir kau berpacaran lalu mengenal dia? Setelah mengenal dia, lalu memperistri atau mempersuami dia, kau sudah memahami seluruh isi kepala dan hatinya.
PENGENALAN karakter itu bukan start from relationship to married then finish! Pengenalan karakter itu dari friendship ke engages, then married lalu hidup dlm pernikahan sampai MATI mengenal pasanganmu.
Saat kau bangun hubungan berpacaran itu sendiri, anggap saja 1 tahun, lalu kau MENGENAL dia dan temukan ketidakcocokan antar kalian, apa yang kau lakukan? Break?! Ini namanya pacaran coba-coba
3. Coba-Coba atau COCOK-COCOKAN
Menyambung uraian di atas, setelah kau mengenalnya lalu menemukan ketidakcocokan, kau mencoba lagi. Tidak cocok, lalu putus. Coba lagi, tidak cocok, putus.
Saya infokan suatu kebenaran dan KENYATAAN. Bangunlah dari tidur! Di dunia ini tidak ada manusia yang cocok satu sama lain. Isi kepalamu beda dengan orang lain. Idenya beda, kehendaknya beda, kepentingannya beda, Bagaimana bisa cocok?
Hubungan antar 2 pribadi bukan COCOK2an Tapi “PENERIMAAN”. Bagaimana kau menerima kekurangan pasanganmu, itulah hubungan KOMITMEN.
Alibi coba-coba ini tidak kuat menjadi dasar relationship. Manusia bukan untuk dicoba-coba. Manusia itu harus dihargai.
Apa akibat coba-coba? Faktanya setelah mereka coba-coba dan merasa tidak cocok, ribut lalu berpisah. Kebanyakan malah jadi MUSUH dan sakit hati. Menyimpan rasa sakit hati berarti tidak mengampuni. Tidak mengampuni = Dosa.
4. Tanpa pacar = Kosong
Saya pernah mendengar alasan ini dari seseorang. Ia hampa tanpa pacar. Pertanyaannya, bila kau mengisi kekosonganmu dengan “pacar”, suatu hari ia dipanggil Tuhan bagaimana?
Kau butuh Tuhan untuk menutupi kehampaan. Kehampaan diri bukan diisi hal-hal tak kekal. Kadang-kadang karena kekurangan pasangan, bukannya kekosongan hidup itu diisi dengan hal-hal baik, malah diisi oleh kekecewaan atas perilaku pasangan.
Hanya Tuhan yg dapat mengisi kekosongan. Kesendirian tidak sama dengan sendiri. Alone tidak sama dengan lonely (kesepian dalam kekosongan). Ada orang merasa sendiri ditengah keramaian (kesendirian) berbeda dengan orang yang sedang jalan-jalan di mal sendiri tapi masih bisa menyembah Tuhan (pikiran dan jiwanya tidak kesepian).
Inilah alasan-alasan umum yang saya temukan. Orang banyak yang percaya bahwa pacaran adalah satu-satunya cara untuk menyiapkan pernikahan. Ternyata tidak tepat. Tunangan (Keseriusan komitmen) adalah cara menyiapkan pernikahan.
PART 2 (Batasan Persiapan)
Pada awalnya kita tidak mengenal berpacaran. Berpacaran itu adalah produk jaman. Pada masa sebelum Yesus lahir, Yusuf dan Maria bertunangan. Persiapan pernikahan itu bukan berpacaran. Persiapan pernikahan itu adalah pertunangan. Kalau tau tidak siap nikah, mengapa berhubungan? Itu kan jelas namanya romantisme EROS sebagai pembenaran hubungan.
Di dalam pertunangan mengandung KOMITMEN. Karena GOAL atau tujuan anda membangun hubungan (yang dikatakan berpacaran) itu adalah pernikahan. Saya yakin banyak kita setuju di poin ini: Tujuan hubungan adalah pernikahan.
Namun, ada beberapa hal yang perlu anda ketahui:
1. Menikah itu butuh KESERIUSAN, apakah anda serius atau main2?
2. Apakah kau sudah punya gambaran seperti apa rumah tangga apa yang ingin kau bangun?
Kalau blank, ini namanya menikah tanpa masa depan. Kau tak punya gambaran apa-apa tentang rumah tangga. Kau tak memiliki dasar kokoh. Bagi pria sebagai pemimpin, engkau adalah kepala keluarga pengambil keputusan. Ini penting sekali, pria perlu punya gambaran bagaimana ia akan membawa istri dan anak dalam bahtera rumah tangganya.
3. Apakah kau sudah siap dengan visimu dan visi pasanganmu dan memastikan kalian akan mendukung satu sama lain? Ini akan kita bahas satu topik.
4. Menikah itu butuh KOMITMEN, hidup orang percaya itu bukan kawin cerai. Apakah kau benar-benar punya komitmen menerima kekurangan dia? Jika belum tahu apa-apa tentang dia, kenalilah dia lewat persahabatan murni.
Apakah kau siap mengikrarkan dan mempraktekkan:
“Aku menerima engkau sebagai suami/istri dan tetap setia dalam suka atau duka, kelebihan atau kekurangan, berkelimpahan atau kesulitan hidup sampai maut memisahkan kita”
Jika kau dan dia siap berkomitmen, mari kita masuk ke berikutnya: DUIT.
5. Menikah itu butuh UANG. Apakah kau masih menadahkan tangan pada orangtuamu?
Apakah modal pacarannya dari uang jajan? Malu donk… Itu artinya belum siap menikah karena belum punya penghasilan. Beda cerita bila kau punya penghasilan pribadi, punya komitmen, dan punya mental/karakter siap menjadi seorang ayah/ibu. Belum siap menikah ngapain bangun komitmen?
Kata nenek,”Kau harus punya keuangan yang mempertanggungjawabkan keluarga yg akan kau bentuk.” Nenek-nenek aja tau :D
PART 3 (VISI HIDUP)
Kali ini kita perlu membuka alkitab. Baca dan renungkan kejadian pasal 2. Tuhan menciptakan manusia, yaitu adam. Kemudian Tuhan memberikan Adam sebuah tugas atau visi apa yang harus dia kerjakan.
Kejadian 2:15-18
2:15 UHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
2:16 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
2:17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”
2:18 TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”
Visi adam ialah tukang kebun, kasarnya begitu. Ia harus memelihara bumi (15). Tuhan pun membuat Adam mengerti apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Artinya, Adam belajar firman Tuhan yaitu perintah dan mentaati hukumNya (16 dan 17). Setelah itu, Tuhan memberikan pasangan untuk Adam, yaitu Hawa (18).
Mari renungkan baik-baik:
“Sudahkah kau tau apa visimu di dunia ini?”
Manusia menciptakan bangku untuk diduduki. Tugasnya bangku adalah tercipta sebagai tempat duduk. Manusia menciptakan Alkitab untuk dibaca, direnungkan, dipraktekkan supaya makin serupa Kristus.
Kadang kala ada manusia yang salah mempergunakannya. Bangku harusnya diciptakan untuk diduduki malah dipakai untuk melempari orang ketika ia marah. Akibatnya, bangku itu tidak memenuhi visinya.
Itu saja bangku, bukan manusia. Manusia tentu lebih mulia dari bangku. Seharusnya manusia diciptakan Tuhan bukan karena accident. Manusia dicipta Tuhan membawa visi yang lebih mulia dari bangku. Anda berharga dimata-Nya untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan mulia. Bahkan engkau disamakan dengan biji mata Tuhan, saking berharganya.
Mengapa Tuhan memberikan anda pasangan hidup? Itu karena Tuhan ingin memberi engkau penolong sepadan engkau mengusahakan mengerjakan visimu.
Bicara visi berarti bicara pandangan jauh ke depan. Untuk apa kau ada di dunia ini? Untuk mengerjakan dan berbuat apa? Kau kerjakan sampai kau mati memuliakan Tuhan. Itu menjadi destiny atau panggilan hidup.
Ada orang-orang yang punya panggilan hidup di politik, ia menjadi pengacara atau aktif di badan hukum. Ia memuliakan Tuhan lewat visinya. Ia dicipta Tuhan untuk menjadi teladan dibidang hukum dimana ia jujur, setia pada firman Tuhan dan mempraktekkan kebenaran dibidang hukum sehingga ia anti korupsi, ia penyuara keadilan yang dipakai Tuhan.
Ada orang punya panggilan hidup di bidang sosial. Ia memotivasi orang-orang yang kesusahan, membantu anak yatim, ada juga yang bekerja di rumah sakit. Ia dipakai Tuhan luar biasa. Ia mensupport orang-orang yang hidupnya hancur-hancuran karena obat dan narkotik sehingga mereka kenal Tuhan.
Apa visimu kawan? Sudahkah kau mulai mengusahakan visimu?
Visi itu mata. Orang yang tak punya visi ke depan, maaf, ia buta. Ia buta masa depan. Ia buta tak tahu kenapa ia diciptakan dan bisa berguna bagi Tuhan.
Orang “buta” mau menikah = Orang yang tak punya cita-cita atau masa depan mau menikah.
Tuhan memberi steps atau langkah-langkah kawan. Kau hanya memahami visimu dan pasanganmu. Apakah kalian akan berkomitmen saling membantu/mensupport/menolong dalam pencapaian visi pribadi dan visi keluargamu mau dibawa kemana?
Orang tak punya visi menikah artinya ia orang yang menikah tapi tidak tahu harus mengerjakan apa untuk kemuliaan Tuhan. Pernikahan yang tidak maksimal memuliakan Tuhan.
Kiranya BAHASAN VISI ini menjadi perenungan mendalam bagi kawan.
PART 4 (BATASAN KEKUDUSAN)
Inilah bagian yang sering sekali anak-anak Tuhan jatuh dan terjerat. Namanya kekudusan.
Kita asumsikan semuanya OK. Kau sudah memenuhi motivasi dalam kebenaran (PART 1) Kau sudah memenuhi batasan persiapan (PART 2) dan kau pun sudah memiliki visi jelas (PART 3), namun inilah bagian yang cukup menantang! Seks.
Semua orang berpotensi jatuh dalam dosa seks pra-nikah disebut di alkitab ialah percabulan
Efesus 5:3
Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus.
Dan banyak lagi ayat alkitab bisa kau cari tentang larangan percabulan. Bagi Tuhan itu dosa.
Mengapa mereka jatuh? Karena tidak tahu kebenaran firman Tuhan. Bila mereka tahu, mereka akan menjauhinya. Bila mereka sudah tau tapi malah membiarkan dirinya dekat-dekat percabulan, itu namanya mencobai diri sendiri dalam dosa. Bila mereka sudah tau dan mereka malah menikmati percabulan, itu namanya mereka tidak TAAT. Sudah dikasi tau tapi ga mau mendengar = tidak taat = pembangkang = pemberontak.
Pemberontak ini akan dihakimi Tuhan sesuai keadilanNya.
Baiklah kita mulai. Saya ingin anda berpikir pakai logika bukan EGO. Cobalah berpikir jernih dan DEWASA, saya akan vulgar dan blak-blakan demi membuka FAKTA. Jujur-jujuran saja. Telanjangi dosa!
Mengapa seseorang bisa sampai melakukan hubungan seks diluar nikah? Kita perlu menelusuri akarnya. Potong akarnya supaya tidak bertumbuh.
AKAR KEJATUHAN MANUSIA DALAM PERCABULAN
Seks itu karena mereka mencapai titik “Point of no return” dalam berhubungan, misalnya peluk-pelukan tanpa busana, bercumbu, dan tidak tahan lagi. Seks!
Apa yang akar dari bergulat tanpa busana? Karena awalnya mereka membiarkan diri dalam raba-rabaan. Meraba alat kelamin atau seks. Awalnya menolak, lama-lama dibiarkan begitu saja. Lewat raba-raba, maka mereka terangsang sampai menuju titik “point of no return”. Anda akan belajar di ilmu psikologi tentang point of no return ini, dimana tidak mampu mengendalikan diri dan membiarkan semuanya terjadi. Kalau begitu, kita tau bahwa akar dari bergulat tanpa busana ialah raba-rabaan.
Apa akar dari raba-rabaan? Apa yang menyebabkannya? Karena awalnya mereka bercumbu biasa-biasa saja. Misalnya berpelukan dan berciuman bibir. Inilah akarnya dari raba-rabaan. Awalnya menolak untuk ciuman atau pelukan. Tapi karena rayuan gombal plus kata-kata:
“Pelukan kan ga dosa”
“Ciuman kan ga dosa”
“Kita hanya akan sampai batas ini kok, ga lebih”
“Kalau ga ciuman, bukan pacaran”
“Kalau sayang, boleh dong peluk”
Peluk, langsung bersentuhan dengan payudara.
lama-lama karena sering berpelukan dan berciuman, beresiko dan berpotensi raba-rabaan. Dan kasusnya memang sering terjadi. Dulu, saya sendiri pernah mengalami kejatuhan dalam dosa ini. Kemudian saya diberi kebenaran dan bertobat.
Tidak ada manusia yang kebal terhadap dosa. Saya tidak sok suci atau merasa sekarang sudah menang 100% suci 100% terhadap hal ini. Kita sama-sama mau training hard dalam Tuhan agar menang dari dosa yang mematikan ini bos!
Mungkin engkau akan mengatakan, KUNO BANGET LU! Ciuman kan ga dosa.
Betul. Bahkan saya katakan lagi, raba-rabaan juga bukan saja dosa, tapi lebih lagi pahami firman Tuhan.
Mari buka alkitabmu:
Matius 5:27-28
Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Matius 15:17-19
15:17 Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban?
15:18 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.
15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
Tuhan Yesus bukan saja punya standar tidak boleh berbuat cabul seperti raba-rabaan. Kotbah di Bukit, Matius 5 di atas mencatat bahwa Yesus mengatakan bukan perbuatannya, PIKIRANNYA SAJA SUDAH DOSA.
Dan hal tersebut ditegaskan lagi olehNya di Matius 15:17-19
Apakah orang yang raba-rabaan tidak berpikir seks? Tidak mungkin itu wong yang diraba alat kelamin. Cium-ciuman kan ga mikir seks. Awalnya iya, tapi lama-kelamaan BERPOTENSI membawa anda masuk dalam imajinasi SEKS. Seperti yg saya telah tulis di atas:
“Bila mereka sudah tau tapi malah membiarkan dirinya dekat-dekat percabulan, itu namanya mencobai diri sendiri dalam dosa. ”
Padahal Yesus mengajarkan bahwa:
“Jauhkanlah kami dari pencobaan … Lepaskan kami dr yang jahat”
Ini malah melakukan perbuatan yang terbalik dengan ajaran Yesus membawa dirinya dalam pencobaan.
Belajar dari teladan Yusuf dikisah perjanjian lama. Yusuf ketika diajak seks dengan istrinya Potifar, dia tidak membiarkan dirinya diam saja. Dia tidak TOLERANSI dengan mengatakan,”Ciuman sama istrinya potifar ga apa-apa kali ya. Kan ga dosa. Cuma ciuman, ga sampai seks.”
Apa yang Yusuf lakukan, Ia lari menjauh. Ia menjauhkan diri dari pencobaan bukan lari mendekat. Kabur atau menjauhkan diri dari pencobaan adalah solusi terbaik agar kita menang dari dosa percabulan, tentunya sambil berdoa dan fokus pada Tuhan.
Kawan, apakah kau suka BERTOLERANSI terhadap dosa? Sedikit aja ga apa2. Sesat!
Jelas kita tahu bahwa akar dari raba-raba ialah bercumbu ciuman dan rangkulan. ALIBI sih bilang, ga dosa. Tapi tak sadar, belum kau lakukan hubungan alat kelamin, dimana kau sudah terlintas pikiran seks saja kau sudah DOSA (Kata Yesus bukan kata gue).
Apa akar dari bercumbu ciuman? Pelukan “Kudus-kudusan”. Jadi awalnya orang ini ngaku kalau pelukan itu tak dosa. Benar! Kudus2an. Awalnya tidak mau pelukan. Tapi sepertinya ini tidak apa-apa. Tak tau akan terjerumus lebih dalam. Maka diibiarkan dirinya dipeluk. Lama-lama sering pelukan jadi ingin cium. Awalnya cium kening, karena masih takut ditolak (Ini alibi cowok banget). Lama-lama minta cium pipi. Lalu setelah beberapa lama diijinkan, minta lebih, cium bibir. Lalu bercumbulah kissing+Hug=calon terjerumus dosa. Tinggal tunggu waktu aja, waktu dimana kalian lengah, iblis akan masuk menyerang dengan menggoda agar kalian raba-rabaan.
Inilah akar dari bercumbu, pelukan “kudus-kudusan” (kena sedikit payudara).
Apa akar dari pelukan kudus2an (Bukan kudus beneran)?…
Rangkul pinggang dan gandengan. Ini dia akar awalnya. Pegangan tangan dan peluk pinggang waktu berjalan. Atau mengalungkan tangan dileher ceweknya.
Awalnya gandengan tangan, lalu rangkul, lalu peluk, lalu cium, lalu raba, lalu mulai buka baju atas, buka celana, dan free seks.
Itu FAKTA. Memang STEPsnya demikian. Tidak mungkin seorang cowok datang ke ceweknya tiba2 minta,”Sayang, making love yuk!”
Saya percaya bisa digampar oleh cewek baik2.
“Memang lu kira gw pelacur. Pelacur aja dibayar, lu maunya gratisan!”
Akar awalnya ialah gandengan tangan. Bila anda punya komitmen JAGA KEKUDUSAN untuk hubungan pra-nikah, tentu anda akan serius dengan hal ini. Akar permasalahannya ditumpas dari awal.
Inilah nilai kekudusan pra-nikah yang bisa saya bagikan. Saya tidak katakan bergandengan tangan itu dosa. Tapi itu memicu EROSmu.
Orang-orang yang bersentuhan tubuh, mulai dari gandengan tangan cenderung GRAFIKnya naik. Biar mesra katanya. MESRA – MErasakan aSmaRa potensi dosA, ya betul.
Pria itu tanpa bersentuhan fisik dengan wanita juga bisa mikir seks kok. Apalagi ada wanita yang cantik disebelahnya, sentuhan kulit lagi. Potensinya tentu lebih besar.
Menurut penelitian, pria memikirkan seks sekitar empat menit 1x ia bisa terlintas seks dalam kondisi ia senggang tidak memikirkan apa-apa, saat santai, atau saat tenang. Itu alamiah. Itulah pria. Dan wanitaNya Kristus perlu tau ini, supaya benar-benar menjaga pasanganmu tidak jatuh dalam pikiran cabul.
Tanpa disentuh saja bisa mikir seks. Makanya pria itu unik. Tanpa dirangsang, dia bisa nonton porno, tanpa disentuh wanita, si pria bisa terangsang sendiri.
Kau pria, sadar akan hal ini, jauhkan dirimu dari percabulan. Buatlah komitmen untuk tidak bersentuhan berlebihan dengan pasanganmu.
Tidak gandengan tangan selama pra-nikah tak masalah kan? Setelah kau menikah juga akan menikmati dalam hubungan yang diberkati Tuhan (Sampai mati malah). Itu kalau motivasimu menjaga kekudusan, kenapa tidak berani bayar harga? Apa kau hanya mencintai tubuhnya? Jika tidak, kau katakan juga mencintai hatinya, coba hargai tubuhnya. Coba miliki komitmen tidak bergandengan tangan pasanganmu, berani?
Ada yang bertanya, bagaimana bila dalam kondisi ingin menyeberang jalan yang ramai kendaraan bersama pasangan, tak boleh digandeng?
Jika kau ingin melindungi, gandengan tangannya secara wajar dalam kasih murni melindungi. Setelah sampai seberang jalan, ya lepaskan tangannya.
Ada seseorang yang mengatakan begini,”Kalau kamu pacaran tidak gandeng pacarmu, nanti digandeng orang lain.”
Saya tidak setuju. Bila kau dan pasanganmu setuju memiliki hubungan pra-nikah yang kudus, tentu pasanganmu tidak main-main. Itu alasan yang childish! ALIBI. sesat.
Kalau dia juga tidak membiarkan dirimu menggandeng dirinya demi komitmen memberantas akar paling kecil dari percabulan, tentu dia juga lebih lagi menjaga daripada tangan-tangan pria lain. Kalau cewekmu tidak kau gandeng, apalagi pria lain, ia juga lebih lagi tidak mau digandeng. Itu motivasi kedua pasangan yang murni memelihara kekudusan.
Kawan, Saya berharap engkau membacanya seksama dan merenungkan kebenaran firman Tuhan dan belajar mempraktekkannya demi membangun kekudusan di masa mudamu (Kesannya gue udah tua aja). Tapi serius, saya pernah jatuh, saya bertobat dan sampai sekarang terus memegang prinsip ini. Rindu saya bagikan agar kalian tidak jatuh dalam lubang yang sama dengan saya.
Dan penggunaan bahasa blak-blakan, sebelum dan setelahnya saya mohon maaf, dan saya clear-kan bahwa ini bukan saya senonoh. Saya ingin kita benar-benar jelas melihat fakta secara detail dan jujur pada diri sendiri. Semoga memberkati anda semua. Jbu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar