Kamis, 29 Desember 2011

Articles: Seri: Pemimpin Pujian
[01] - Nyanyian Rohani
Dalam beberapa milis (mailing list) yang saya ikuti, saya menemukan diskusi yang cukup seru tentang nyanyian rohani. Menarik sekali mengamati posting yang masuk di milis tsb. Dari berbagai posting saya melihat kenyataan bahwa ternyata pemahaman orang tentang nyanyian rohani sangat bervariasi. [ARTIKEL INI TELAH DITERBITKAN DI TABLOID REFORMATA]

[02] - Manfaat Puji-pujian Rohani
Saya tidak tahu berapa banyak di antara pembaca sudah pernah membaca buku yang berjudul Tortured for Christ, tulisan Pdt. Richard Wurmbrand yang ditulis sekitar empat dekade yang lalu. Dia adl hamba Tuhan yang melayani gereja di bawah tanah di tengah2 paham Komunis yang menentang Injil. Pendeta Wurmrand dipenjarakan selama 14 thn karena ‘memberontak’ kepada pemerintah dengan terus memberitakan Injil di negara Komunis tersebut. Apa hubungannya dengan judul tersebut di atas?


[03] - Lagu Pujian Yang baik
Dua tahun yang lalu, dalam sebuah seminar tentang “Puji-pujian Rohani”, seorang peserta mengelompokkan lagu-lagu pujian tertentu kepada lagu gereja Karismatik dan lagu-lagu lainnya kepada lagu gereja GKI. Selanjutnya, dia memberi pandangannya terhadap kedua kelompok lagu tsb.


[04] - Menciptakan Pujian Jemaat Yang Baik
Bulan Desember ini kita akan merayakan salah satu peristiwa besar, yaitu hari Natal. Bahkan peristiwa tsb dapat kita sebut sebagai peristiwa ajaib, di mana Allah, pencipta alam semesta datang ke dalam dunia ciptaan. Karena itu, tidak heran jika seluruh umat menyambutnya dengan penuh sukacita. Memang berita natal pertama yang disampaikan malaikat kepada para gembala juga mengumandangkan sukacita.

[05] - Pentingnya Buku Pujian Yang Baik
Sekitar tiga tahun yang lalu saya melayani pada sebuah Gereja tertentu. Itu adalah pertama kali saya melayani di jemaat tsb. Mengamati kondisi jemaat di Gereja tsb, saya melihat bahwa mereka telah cukup mapan, di mana mereka telah memiliki gedung Gereja yang tetap dengan segala fasilitasnya, dan juga seperangkat alat-alat musik, lengkap dengan keyboard, drum, gitar, sound system yg baik, dll. Namun demikian, saya mengatakan kekecewaan saya kepada Gereja tsb karena mereka belum memiliki hymnal (buku pujian).


[06] - Memperkenalkan Buku Pujian
James Rawlings Sydnor menulis sebuah buku yang sangat menarik yang berkait dengan judul artikel tsb di atas. Buku tsb berjudul, “Introducing A New Hymnal”. Barangkali ada yang bertanya, “Untuk apa menulis buku seperti itu? Pentingkah?” Jawabannya, tentu penting. Mengapa? Karena sebagaimana kita lihat pada artikel yang lalu, masalah yang dihadapi oleh beberapa Gereja tertentu kadangkala bukanlah soal tidak memiliki Buku Pujian (Hymnal) yang baik. Tapi masalahnya adalah bahwa Buku Pujian tsb tidak cukup dikenal oleh anggota jemaat dari Gereja tsb.

[07] - Pengisi Acara
Martin Luther, tokoh reformasi abad 16 yang sangat berpengaruh tsb pernah memberikan kalimat yang sangat berkesan: “To know God is to worship God”, mengenal Allah berarti menyembah Allah. Lima abad kemudian, Pdt. Dr. John Chew, mantan rektor Trinity Theological College (TTC), yang sekarang menjadi bishop gereja Anglikan di Singapura pernah menegaskan hal yang sama.


[08]- Persiapan itu penting
John Calvin, tokoh reformasi yang sangat terkenal itu pernah mengatakan satu kalimat yang sangat indah: "The ultimate disire of all the believers is to glorify God" (Kerinduan tertinggi dari semua orang percaya adalah memuliakan Allah). Hal senada sudah ditegaskan oleh tokoh reformasi lainnya, yaitu Martin Luther, sebagaimana telah disinggung pada artikel edisi yang lalu: to know God is to worship God.


[09] - Benarkah Kita Menyembah Allah?
Saya memohon maaf jika judul tersebut di atas menyinggung perasaan Anda sekalian. Tetapi dengan jujur saya mengaku bahwa judul di atas kadang-kadang muncul di dalam pikiran ketika sedang mengikuti acara puji-pujian di Gereja atau persekutuan-persekutuan tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar