Kamis, 19 Januari 2012

KERINDUAN MELAYANI

.KERINDUAN MELAYANI
1.Pelayanan kepada Tuhan
a.Definisi Pelayanan
Istilah pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai “orang yang pekerjaannya melayani.33” Dalam masyarakat umum istilah ini dihubungkan dengan hal-hal yang bersifat sosial. Sebagai contoh, melaksanakan suatu program sosial oleh lembaga tertentu yang dilakukan secara cuma-cuma. Pelaksanaan program tersebut disebut sebagai pelayanan sosial. Sedangkan dalam konsep kekristenan, istilah pelayanan dipahami sebagai melakukan pekerjaan Tuhan. Dan para pelaku yang melakukan pekerjaan Tuhan disebut sebagai hamba Tuhan atau pelayan Tuhan.
Dalam Alkitab istilah kata asli yang mengacu kepada pengertian pelayanan, dalam Perjanjian Lama adalah kata Abad dalam bahasa Ibrani yang memiliki arti to work (bekerja), to perform (melakukan), to serve (melayani).34 Dalam Perjanjian Baru memiliki beberapa istilah antara lain Latrueo dan Leitourgeo yang memiliki arti to serve (melayani).35
Jadi setelah dipahami dalam pengertiannya secara umum maupun dalam istilah yang digunakan, maka pelayanan dapat diartikan sebagai tindakan melakukan sesuatu, berbuat sesuatu. Dalam konsep kekristenan pelayanan berarti melayani Allah, dengan tujuan agar supaya nama Allah dimuliakan.

b.Makna Pelayanan
Pelayanan merupakan bagian dari kehidupan orang-orang percaya. Karena pelayanan merupakan inti kehidupan Kristen.36 Allah menciptakan manusia dengan tujuan agar manusia itu dapat melakukan pekerjaan baik, dengan kata lain yaitu melakukan pelayanan (Ef. 2:10). 

(1)Dalam Perjanjian Lama
Tidak lepas dari arti kata pelayanan yaitu melayani Allah, maka dalam Perjanjian Lama, banyak sekali contoh-contoh yang mencatat orang-orang yang melayani Tuhan dan pada prinsipnya orang-orang ini adalah orang-orang yang dikehendaki Allah atau ditunjuk oleh Allah untuk melakukan pekerjaan yang Tuhan tetapkan atas diri mereka. Sebagai contoh Yosua, Samuel, dan para Hakim-hakim. Artinya bahwa Allah sendirilah yang menetapkan dan mengurapi dengan Roh Allah kepada hamba-hamba pilihan-Nya untuk melakukan tugas khusus yang Allah kehendaki untuk supaya mereka lakukan.
Jadi makna pelayanan dalam Perjanjian Lama adalah orang-orang yang dipakai Tuhan untuk menyelesaikan tugas tertentu yang Tuhan tetapkan atas dirinya.37 Artinya orang-orang yang memang dari awal telah ditentukan oleh Allah untuk melakukan pekerjaan-Nya, (Yer 1:5).

(2)Dalam Perjanjian Baru
Ada beberapa makna yang menyangkut tentang pelayanan dalam Perjanjian Baru, yaitu makna pelayanan menurut Kristus dan makna pelayanan menurut para rasul.

(a)Makna Pelayanan menurut Yesus Kristus
Sebelum memulai pelayanan-Nya, Yesus diteguhkan oleh Allah (Mat. 3:17) dan melalui masa persiapan (4:1-11). Dalam masa hidup-Nya dan pelayanan-Nya Yesus menekankan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kerajaan Allah.38
Pelayanan adalah memiliki hati untuk menyelamatkan dan memulihkan. Serta memiliki hati yang penuh kasih (Mat. 9:35-38).
Pelayanan disertai oleh kuasa Allah (Mat. 10:1; 5-8).
Pelayananan harus dimulai dengan penyangkalan diri (Mat. 10:34-40).
Pelayanan adalah rela berkorban (Mat. 20:20-28). Dalam melayani dituntut kerelaan untuk berkorban.39
Pelayanan adalah mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang dibebankan atau dipercayakan kepadanya untuk dilakukan (Mat. 25:19-29).

Ada banyak contoh pelayanan yang dilakukan Kristus yang menyatakan arti pelayanan itu sendiri. Berikut pelayanan Kristus dilanjutkan oleh rasul-rasul-Nya yang pada dasarnya memiliki prinsip yang sama seperti pelayanan Kristus.

(b)Makna Pelayanan menurut Rasul-rasul
Dalam memilih orang-orang untuk dilibatkan dalam pelayanan harus melalui pemilihan dan peneguhan (Kis. 1:15-26).
Pelayanan juga disertai dengan tanda-tanda ajaib (Kis. 5:12).
Pelayanan adalah melayani orang lain (Kis. 6:1-4).
Pelayanan haruslah senantiasa tunduk kepada Allah (Kis. 10:19-20).
Pelayanan adalah mempertanggungjawabkan tugas pelayanannya (Kis. 11).
Pelayanan adalah memberitakan kabar keselamatan (Kis. 2:14-40; 4:1-22; 26:24-32; 28:30-31).
Pelayanan senantiasa memiliki semangat (Rm. 12:11).40

c.Bentuk Pelayanan
Dalam kehidupan kekristenan mengenal begitu banyak jenis pelayanan yang seluruhnya ditujukan untuk kemuliaan Tuhan, dan untuk memudahkan pemahaman mengenai bentuk-bentuk pelayanan maka dalam penulisan ini penulis hanya membatasi contoh-contoh bentuk pelayanan.

(1)Pelayanan Musik
Alkitab mencatat bahwa dari mulanya musik telah ada dalam peradaban manusia (Kej. 4:21), dan musik memiliki kemampuan atau pengaruh yang sangat besar dalam mengontrol emosi atau hati seseorang, contoh kisah Daud ketika berada di istana Saul (I Sam. 16:15-23), menunjukkan bahwa musik memiliki suatu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.
Selain itu musik juga adalah salah satu cara untuk mengekspresikan segala sesuatu yang ada dalam diri manusia, contoh seperti yang dialami oleh bangsa Israel pada saat saat mereka keluar dari perbudakan Mesir, mereka beribadah kepada Tuhan dengan mengekspresikannya melalui musik (Kel. 15:20).
Dalam Perjanjian Lama, musik memiliki peranan penting dalam kehidupan umat Israel, dalam perayaan-perayaan seta hari-hari besar dan dalam ibadah, seringkali menggunakan musik, sebagai contoh raja Daud ketika berada dalam bait suci, Daud menempatkan para pemuji dan pemusik (I Taw. 16:37, 41-42).
Dalam Perjanjian Baru, walaupun tidak banyak dalam memberikan informasi mengenai musik, tetapi indikasi musik itu sendiri cukup banyak, yaitu dalam bentuk nyanyian (Kis. 16:25; Luk. 1:46-55).
Dari penjelasan tersebut diatas penulis ingin menunjukkan bahwa musik memiliki tempat yang penting dalam kehidupan manusia, dan juga memiliki peranan penting dalam pelayanan kepada Allah.

(2)Pelayanan Penginjilan
Istilah yang digunakan yang mengacu kepada pengertian penginjilan adalah Euangelizo yang berarti berita atau kabar baik yang kemudian dalam kekristenan dipakai untuk menjelaskan berita tentang Yesus Kristus.41 Kata Euangelizo sering digunakan dalam Perjanjian baru yang menyatakan pelayanan penginjilan. Sebagai contoh dalam pelayanan Yesus (Mat. 11:5; Luk. 7:22).
Penginjilan merupakan bagian dari rencana Allah yang memiliki tujuan untuk memberikan keselamatan bagi orang yang belum mengenal Kristus. Gereja dan orang-orang percaya memiliki tugas dan serta tanggung jawab untuk memenuhi rencana Allah tersebut.42 
Pelayanan penginjilan memiliki dua ruang lingkup yakni; pelayanan kepada dunia yang berarti pelayanan keluar mewartakan firman Allah kepada orang-orang yang belum mengenal Allah, dan pelayanan kepada gereja, yaitu pelayanan yang membangun serta memperlengkapi tubuh Kristus (Ef. 4:11-12).

(3)Pelayanan Profetik
Pelayanan Profetik adalah pelayanan yang mengandung unsur-unsur atau berita yang dapat menjawab kebutuhan orang percaya. Macam pelayanan profetik adalah seperti penyampaian nubuatan. Sebagai contoh saat seorang menyampaikan nubuat dalam suatu ibadah, maka yang terjadi adalah nubuatan yang disampaikan bisa merupakan teguran kepada umat percaya atau kepada orang tertentu atau bisa juga merupakan berita yang menguatkan iman orang percaya atau jemaat Tuhan. Nubuatan itu sendiri adalah berasal dari bahasa Ibrani yaitu Nabhi yang memiliki arti “berkata-kata untuk orang lain” dalam bahasa Yunani yaitu Prophetes yang memiliki arti “berkata-kata atas nama orang lain.43”
Pelayanan profetik berfungsi dengan tujuan membawakan perkataan Tuhan kepada jemaat untuk mengajar, mendorong, menasihati, membangun dan menghibur diri dan jemaat (I Kor. 14:3-4). Pelayanan profetik yang adalah memberitakan perkataan Tuhan kepada jemaat, haruslah sesuai dan didasarkan atas Kitab Suci atau Firman Allah. Karena Firman Allah adalah merupakan pewahyuan Allah kepada manusia, yang dinubuatkan oleh para nabi baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Dengan kata lain bahwa Firman Allah adalah kumpulan nubuatan para Nabi, atau disebut sebagai nubuat-nubuat Kitab Suci (II Ptr. 1:20-21).


d.Syarat untuk melayani Tuhan
Dewasa ini ada begitu banyak orang yang terlibat dalam pelayanan. Tetapi apabila dicermati dengan sungguh-sungguh maka ada sebagian besar orang-orang yang telah terlibat dalam pelayanan pada mulanya mungkin tertarik ingin mencoba atau terpaksa karena tidak ada orang lain. Ada banyak hal yang mendasari alasan mereka terlibat dalam pelayanan.
Dalam Alkitab dijelaskan secara tidak langsung tetang kriteria atau syarat seseorang untuk dapat terlibat dalam pelayanan. Sebagai contoh nabi Yesaya (Yes. 6) dan keduabelas murid Yesus (Mrk. 6:7). Penerapan pada masa kini pun tidak jauh berbeda, tetang syarat-syarat apakah, bagi orang-orang yang rindu untuk dapat terlibat dalam pelayanan. Antara lain;

(1)Panggilan
Panggilan adalah, Allah menetapkan orang-orang pilihan-Nya untuk melakukan kehendak-Nya (I Tim. 2:7). Orang percaya dipilih Allah dan ditetapkan untuk melakukan pekerjaan-Nya.
Panggilan Allah tidak melihat bagaimana keadaan manusia itu sebelumnya (I Kor. 1:26; 7:17, 20), melainkan karena kasih dan karunia Allah (Gal. 1:15).
Allah sendirilah yang memanggil dan menghendaki supaya umat-Nya melayani Dia. Sebagai contoh rasul Paulus, dipanggil Allah untuk memberitakan injil (Kis. 16:10), dipanggil Allah untuk menjadi rasul (Rm. 1:1). Jadi panggilan adalah syarat utama untuk dapat terlibat dalam pelayanan kepada Allah. Orang-orang percaya dipanggil untuk melayani.44

(2)Memiliki sikap seorang hamba
Seorang hamba adalah seorang yang tunduk sepenuhnya kepada tuannya. Seorang yang tidak berhak atas dirinya sendiri, dan seorang yang hanya bertugas melayani tuannya. Sikap seorang hamba adalah sikap yang penuh dengan rasa tunduk. Dan pelayanannya tidak menguntungkan bagi dirinya sendiri, melainkan sepenuhnya melayani tuannya dengan penuh tanggung jawab sebagai contoh sikap kerendahan hati, menurut Swindol: seorang pelayan adalah orang yang memiliki sikap yang tidak membela diri manakala diperhadapkan pada perlawanan, yang menunjukkan adanya suatu kesediaan untuk bertanggung jawab.45
Hal praktis tentang sikap seorang hamba menurut Kraeuter adalah: 
“orang percaya dapat melayani Tuhan dengan cara beribadah dan mentaati Dia melalui perbuatan dan perkataan. Contoh melayani gereja dengan jalan bertumbuh secara rohani sehingga dapat lebih baik dalam memimpin orang dalam ibadah. Orang percaya juga dapat melayani Tuhan dengan jalan menghormati pendeta melalui perkataan dan perbuatan. Jika setiap hari orang-orang percaya dapat memutuskan bahwa dalam segala sesuatu yang mereka perbuat dan katakan, mereka akan menjadi hamba yang rendah hati seperti Yesus.46”

Jadi dengan demikian, sikap seorang hamba adalah sikap yang tidak memiliki keinginan lain selain keinginan untuk melayani Tuhan, yang juga memiliki hati yang terpusat kepada Allah bukan kepada diri sendiri. Sikap seorang hamba merupakan sikap yang mengerti betapa pentingnya setia dalam hal-hal yang kecil (Luk. 19:17), dalam arti secara praktis yaitu dalam hal-hal praktikal mampu menjalankan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan baik .

(3)Kepribadian yang baik
Kepribadian yang dimaksud adalah, sifat atau watak yang berkenan di hati Tuhan sesuai dengan Firman Allah.47 Pentingnya kepribadian sebagai syarat untuk dapat melayani Allah adalah dengan maksud supaya menjadi teladan bagi orang-orang yang dilayani. Beberapa contoh kepribadian yang baik, antara lain; sabar (II Tim. 2:24; Pkh. 10:4), lemah lembut, yang berarti tidak membalas, penerimaan dengan sukacita atas situasi-situasi yang ada, menanggung dan menerima ketidak adilan48, penguasaan diri (Gal. 5:23). Dan lain-lain.

e.Hambatan dalam Pelayanan
Menjadi pelayan Kristus tidak menjamin bahwa dalam pelayanan akan senantiasa baik-baik saja dan tidak ada jaminan bahwa ketika melayani Tuhan, maka secara otomatis Allah memberikan “vitalitas rohani”, atau dengan kata lain bahwa Allah akan selalu memberikan kemampuan kepada orang-orang percaya untuk mempertahankan kehidupan rohani mereka. Ada kalanya keadaan rohani mereka akan menjadi lemah, adakalanya keadaan rohani akan menjadi tidak berdaya dan akan menjadi kering. Dan pada akhirnya hal-hal tersebut menjadi penghambat dalam efektivitas atau keberhasilan suatu pelayanan.
Banyak hal yang menjadi penghalang bagi umat Tuhan untuk melayani Allah selain keadaan kerohanian, yaitu antara lain;

(1)Motivasi yang salah
Motivasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu berarti dorongan yang timbul dalam diri seseorang secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.49 Kesuksesan atau kegagalan manusia dalam usahanya mencapai sesuatu diawali dari motivasi. Demikian halnya dalam pelayanan, apabila manusia dalam pelayanannya didorong dengan motivasi untuk memenuhi ambisi pribadi, maka akan mengalami kegagalan dihadapan Tuhan. Kegagalan yang dimaksud adalah tidak mempermuliakan nama Tuhan.

(2)Tidak adanya Visi
Visi adalah gambaran mental yang jelas mengenai masa depan yang lebih baik, yang ditanamkan oleh Allah kepada hamba pilihan-Nya dan didasarkan pada pemahaman yang akurat tentang Allah, diri sendiri dan situasi yang ada50. Artinya pemahaman yang akurat dari Allah bahwa visi tersebut merupakan kehendak Allah di dalam hidup serta pelayanan manusia kepada Allah. Pemahaman yang akurat tentang diri sendiri adalah visi yang Allah tempatkan dalam diri orang pilihan-Nya yang melihat kemampuan manusia tersebut. Sedangkan pemahaman yang akurat tentang situasi yang ada, artinya bahwa visi yang Tuhan tempatkan dalam diri manusia adalah bersifat relaistis dan bukan berada di awang-awang.
Dalam kehidupan ke-Kristenan, visi merupakan unsur penting dalam pelayanan kepada Allah. Karena visi akan membantu orang percaya untuk mengerti maksud Allah. Visi akan menuntun orang percaya kepada tujuan Allah bagi umat-Nya.
Dalam suatu pelayanan kepada Allah, apabila tidak mengetahui visi atau maksud dan tujuan Allah maka pelayanan tersebut tidak ada faedahnya. Ketiadaan visi merupakan salah satu faktor penghambat pelayanan, karena akan berakibat umat Allah menjadi tidak tahu arah atau tujuan pelayanan mereka dan tidak mengerti maksud dan tujuan Allah dalam pelayanan mereka.

(3)Pribadi atau diri sendiri
Adakalanya pribadi menjadi penghambat dalam pelayanan. Sebagai contoh pada saat orang-orang percaya diperhadapkan pada tekanan, permasalahan hidup, saat itu juga mereka seperti kehilangan sasaran atau fokus atau tujuan dalam pelayanan mereka. Borthwick mengatakan; kita kehilangan perspektif atau arah dari prioritas kita, karena kita merasa bahwa kita sendirian di dalam menghadapi tantangan.51 
Dapat disimpulkan bahwa permasalahan atau tekanan-tekanan membuat orang percaya dalam kehidupan pribadi mereka disibukkan dengan perasaan kesendirian. Maka akibat yang terjadi yaitu prioritas-prioritas dalam pelayanan tidak lagi menjadi kebutuhan utama yang harus dipenuhi. Dengan kata lain mejadi tidak maksimal dalam memenuhi kebutuhan dalam pelayanan.

f.Dampak Pelayanan
Yesus dalam pengajaran-Nya menuntut agar supaya orang-orang percaya menjadi terang dan garam dunia (Mat. 5:13-16) ditengah masyarakat yang didominasi oleh egoisme, kepentingan diri sendiri. Artinya bahwa Yesus menuntut orang-orang percaya yang menjadi pelayan-Nya untuk dapat menjadi pengaruh atau bahkan memberi dampak. Dampak apa sajakah yang seharusnya dapat terjadi oleh para pelayan Tuhan dalam pelayanan.

(1)Diberkati
Pelayanan kepada Allah adalah pelayanan yang dengan tujuan menghadirkan hadirat Allah untuk memberkati orang lain. Sebagai contoh dalam pelayanan pujian dan penyembahan. Orang-orang yang terlibat dalam pelayanan pujian dan penyembahan adalah orang-orang yang berdiri sebagai wakil Allah untuk mengantarkan umat Allah supaya dapat menghadap kepada Allah. Ketika umat Allah menaikkan pujian dan penyembahan mereka kepada Allah, saat itu juga Allah memberkati segala kebutuhan mereka, mengerti segala pergumulan mereka, memberi jalan keluar bagi permasalahan mereka. Menurut Kraeuter, orang yang melayani membawa dampak yaitu: “Menolong orang lain untuk mencapai apa yang Tuhan rencanakan bagi mereka.52”

(2)Bertumbuh secara rohani
Pelayanan dewasa ini ada berbagai macam bentuk seperti antara lain: pelayanan mimbar, pelayanan pujian dan penyembahan dll. Semua pelayanan yang Allah kehendaki bertujuan untuk membangun, mengajar, menguatkan tiap-tiap orang percaya dalam suatu tubuh Kristus. Sebagai contoh pelayanan mimbar atau pelayanan memberitakan Firman Allah. Pelayanan memberitakan Firman Allah merupakan saranan yang efektif untuk dapat meningkatkan kualitas kerohanian jemaat. Karena pelayanan ini bertujuan untuk mengajar, membangun, menasihati, mendorong. Melalui pelayanan memberitakan Firman Allah, maka jemaat akan diajarkan mengenai kebenaran-kebenaran Firman Allah. Dengan demikian jemaat dapat bertumbuh secara rohani, sebagai akibat dari dampak pelayanan Firman Allah.

(3)Membawa jiwa bagi Kristus
Allah memiliki tujuan, yaitu supaya semua orang dapat mengenal Kristus. Itu sebabnya Allah memanggil orang-orang percaya untuk terlibat dalam Missi Allah melalui penetapan atas diri mereka sebagai pelayan Tuhan. Salah satu pelayanan yang Tuhan tetapkan dalam tubuh Kristus adalah sebagai penginjil. Penginjil merupakan bentuk pelayanan kepada Allah yang melayani dalam pemberitaan Injil. Ketika pemberitaan Injil disampaikan maka akan terjadi pertobatan jiwa walaupun pertobatan itu sendiri ditentukan oleh keputusan masing-masing orang. Sebagai contoh Kisah para rasul 8:26-40 mencatat tentang pelayanan pemberitaan Injil oleh Filipus kepada Sida-sida Etiopia. Sehingga membawa keselamatan bagi Sida-sida tersebut. 

2.Kerinduan Melayani
a.Arti Kerinduan Melayani
Merupakan suatu kondisi orang-orang percaya yang mengasihi Allah, sehingga sifat-sifat Allah ada dalam diri mereka yang kemudian menjadi motivasi untuk dapat melayani, baik kepada Allah maupun kepada sesama. Kerinduan melayani sesama timbul sebagai akibat pengalaman-pengalaman pelayanan bersama dengan Allah yang telah lalu membangkitkan semangat orang-orang percaya untuk melayani. Kerinduan melayani sesama merupakan kondisi orang-orang percaya pada saat mereka mulai memahami, mengerti kebutuhan orang lain lalu memutuskan untuk melayani mereka. Pada saat seseorang mengalami jamahan secara pribadi bersama dengan Tuhan maka dalam hati mereka timbul suatu keinginan untuk menyenangkan hati Tuhan. Salah satu upaya mereka untuk dapat menyenangkan hati Tuhan adalah dengan melayani Dia.

b.Faktor-faktor yang menopang Kerinduan Melayani
(1)Kasih kepada sesama
Kasih merupakan motivator yang membuat seseorang untuk melayani. Yesus pada saat melihat kebutuhan orang lain, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan.53 Warren mengatakan; 
“Jika saya tidak memiliki kasih kepada orang lain, tidak ada kerinduan untuk melayani orang lain, seharusnya saya bertanya-tanya apakah Kristus sungguh-sungguh ada dalam kehidupan saya.54”

Dengan demikian, bahwa kasih adalah dasar dari pelayanan kepada sesama, karena dengan kasih, orang percaya mampu melihat dan memahami kebutuhan orang lain. Jadi kasih merupakan dasar kerinduan umat Allah yang ingin melayani.

(2)Visi
Masing-masing orang dipanggil untuk menjadi bagian dalam tubuh Kristus, dipanggil untuk melayani Allah. Pelayanan yang dilakukan diharapkan mampu menggenapi visi Allah yang telah ditempatkan di dalam setiap hati orang percaya.
Visi adalah merupakan gambaran yang terpampang mengenai sesuatu yang dapat terjadi atau harus terjadi di masa mendatang.55 Artinya bahwa ada perubahan yang dikehendaki atau kenyataan, keadaan yang akan datang yang melebihi keadaan serta kenyataan saat ini. Dan hal itu membangkitkan semangat serta kerinduan untuk melayani Tuhan. Visi diberikan oleh Allah kepada umat-Nya dengan maksud agar supaya orang-orang percaya melayani Allah sesuai dengan kehendak-Nya. Visi memberikan semangat serta memberikan kerinduan dalam melayani Allah. Karena ada tujuan yang harus dicapai.

(3)Pengalaman bersama dengan Allah

Oleh Kasih karunia Allah, umat Allah atau orang-orang percaya dapat melayani. Pengalaman bersama dengan Allah merupakan kasih karunia Allah. Karena pengalaman tersebut merupakan pengalaman orang-orang percaya yang mengalami jamahan Tuhan serta pertolongan-Nya secara pribadi. Bagi mereka yang mengalami Tuhan secara pribadi dalam kehidupan mereka, melayani bukanlah suatu pilihan namun hal ini merupakan suatu keputusan orang percaya sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan yaitu melayani. Pada saat orang-orang percaya mengalami pertolongan Tuhan dan jamahan Tuhan atas kehidupan mereka. Dari dalam hati mereka timbul suatu keinginan untuk mengucap syukur atas pertolongan-Nya. Suatu tindakan yang muncul sebagai respon manusia adalah ingin melayani-Nya. 
Pengalaman bersama dengan Allah memberikan suatu kerinduan kepada Allah akan pengenalan terhadap pribadi-Nya. Semakin rindu orang percaya untuk mengenal-Nya, semakin ingin melakukan sesuatu sebagai ucapan syukur kepada-Nya untuk menyenangkan-Nya. Tindakan yang tepat untuk menyenangkan hati-Nya adalah melayani Dia.

c.Faktor Penghambat Kerinduan Melayani
(1)Rendah diri
Banyak orang yang rindu melayani Allah, tetapi sayangnya kerinduan tersebut tertutupi oleh keberadaan diri mereka sendiri. Sebagai contoh, rendah diri. Sikap rendah diri yang ada dalam diri seseorang membuat pola pikir seseorang yang bersangkutan tersebut menjadi minder, merasa tidak mampu. Akibatnya menjadi takut untuk mengambil keputusan. 
Orang percaya yang sebenarnya memiliki kerinduan untuk melayani Allah kandang kala dihambat oleh keadaan diri mereka sendiri seperti rasa rendah diri tersebut. Hal ini merupakan penghambat bagi seseorang untuk melayani, maju, bertumbuh.

(2)Keluarga yang tidak mendukung pelayanan
Keluarga adalah merupakan wadah dimana manusia bertumbuh, belajar, bergaul dan lain sebagainya. Keluarga adalah pengaruh utama atas kehidupan seseorang, khususnya kepada anggota keluarga itu sendiri. Banyak hal yang membentuk kepribadian seorang anak, bahkan latar belakang atau kondisi suatu keluarga juga memiliki pengaruh terhadap kepribadian seorang anak.56 . Sebagai contoh dalam Firman Allah, Paulus sangat menyadari betapa keluarga memiliki arti dan fungsi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup, maupun dalam menentukan makna dan tujuan hidup seseorang. II Timotius 1:5, Paulus menunjukkan kepada Timotius kualitas penting yang ia peroleh melalui orang tuannya. Dia mengatakan “sebab aku teringat akan iman mu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama dalam nenekmu Lois dan di dalam ibu mu Eunike dan yang aku yakin hidup juga dalam dirimu.57 Disini Paulus menyadari bahwa keluarga memiliki peranan dan fungsi yang sangat penting.
Orang tua sangat mempengaruhi kehidupan seorang anak. Dalam pengambilan suatu keputusanpun terkadang pihak anggota keluarga yang lain yang ingin untuk dapat terlibat dalam pelayanan pun tidak memiliki hak dalam mengambil keputusan. Keluarga yang tidak mengizinkan anggota keluarga yang lain atau anaknya untuk terlibat dalam suatu pelayanan merupakan penghambat. 

2 komentar: