Sabtu, 21 Januari 2012

MAKNA PUJIAN DALAM IBADAH

Makna Pujian Dalam Ibadah

"Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya."(Mazmur 100:4)
Ibadah tanpa musik rasanya hambar dan membuat orang mengantuk, ungkap salah seorang warga jemaat di sebuah gereja. Apakah hanya itu makna dan fungsi pujian dalam suatu ibadah? Mari kita meninjau pujian di dalam Alkitab, bagaimana umat Tuhan memberi makna mengenai pujian dalam ibadah. Untuk memahaminya kita akan banyak membuka kitab Mazmur sebagai kumpulan pujian yang paling lengkap. Makna pujian dalam ibadah antara lain sebagai: ungkapan syukur (Mzm. 18, 30); penghormatan kepada Tuhan atau pujian dan pengagungan Tuhan karena perbuatan-Nya yang penuh kemurahan, adil, kekal kasih setia-Nya (Mzm. 111-118,146-150); penyesalan dosa (Mzm. 51); ratapan karena kesedihan yang dialami (Mzm. 137); doa permohonan (Mzm. 12, 26, 71); doa kepercayaan (Mzm. 13); keluhan (Mzm. 122-134). Dari mazmur-mazmur di atas kita dapat memahami bahwa nyanyian umat kepada Tuhan dapat mengungkapkan berbagai tujuan, perasaan serta iman seseorang atau seluruh jemaat. Melalui pujian juga umat dapat berkomunikasi secara dialogis kepada Allah sebagai Raja sekaligus sebagai Sahabat tempat mencurahkan isi hatinya dengan bebas.
Tata ibadah di GKI menggunakan Tata Ibadah Gereja Reformasi. Dalam tata ibadah tersebut, pujian memiliki fungsi sebagai sarana dialogis antara Allah dengan umat-Nya. Nyanyian jemaat dapat berfungsi sebagai panggilan beribadah, mengiringi pengakuan dosa, menyambut berita anugerah, mengiringi persembahan, menyatakan kesanggupan untuk diutus ke dalam dunia sebagai saksi Kristus yang hidup. Jadi jelas di sini bahwa makna pujian dalam ibadah kita bukan sekadar menjadi selingan atau hiburan, tetapi ada makna yang lebih penting dari itu yaitu sebagai rangkaian dialog antara umat dengan Tuhan.
Bagaimana dengan pujian dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai perwujudan ibadah yang sejati? Hidup kita sehari-hari adalah ibadah yang sesungguhnya di mana kita harus memuji, menyembah, berdialog dengan Tuhan serta memberi yang terbaik kepada Tuhan melalui seluruh sisi kehidupan kita. Memuji Tuhan dalam keseharian berarti merasakan kehadiran Tuhan ketika bekerja dan melakukan aktivitas sehari-hari. Dengan selalu merasakan bahwa Tuhan hadir bersama dengan kita, maka kita akan mendapatkan kekuatan ketika kita letih lesu menjalani hidup yang serba tidak pasti, mendapatkan semangat ketika sudah hampir menyerah menghadapi tantangan hidup, mendapatkan sukacita ketika merasakan kesedihan dan kekecewaan, bimbingan ketika tidak tahu untuk mengambil keputusan, damai sejahtera ketika kita kehilangan rasa damai. Kalau kita bisa mengalami kasih dan kehadiran Tuhan dalam diri kita, kita dapat menyaksikan Tuhan juga melalui pikiran, perkataan, perbuatan kita sehari-hari. Damai dan sukacita yang melimpah dalam hati, yang mengalir melalui puji-pujian kepada Tuhan tentu dapat dirasakan oleh lingkungan pekerjaan, lingkungan keluarga dan masyarakat tempat kita berada. Marilah kita memuji nama-Nya karena la sungguh baik bagi kita. Amin. Tuhan memberkati.
(Daniel Hartono)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar