Senin, 02 Januari 2012

NATAL, KOK BIKIN KESAL? Mencari Makna Natal yang Hilang

By: Manati I. Zega | Hot News | 02 januari 2012.
Natal adalah kabar sukacita. Yesus lahir ke dunia. Dia tokoh sentral dalam peristiwa Natal. Namun, pada kenyataannya tidak sedikit perayaan Natal yang mengabaikan tokoh sentral itu. Orang ramai bertukar kado, tetapi Yesus yang kelahiran-Nya diperingati justru terabaikan bahkan cenderung dilupakan.
Peringatan Natal, tentu sesuatu yang baik. Tokoh sehebat Yesus pantas diperingati hari jadi-Nya. Yesus adalah tokoh terbesar sepanjang zaman. Tokoh yang tak ada bandingnya. Dengan demikian, sangat pantas untuk memperingati hari bersejarah dalam kehidupan sang tokoh. Ini sangat masuk akal.
Akan tetapi, pada praktiknya, perayaan Natal hanya menyisakan kekesalan dan tak jarang luka mendalam. Kesal terhadap sesama panitia. Terluka karena perselisihan di antara rekan kerja. Belum lagi harta benda yang dikurbankan demi kelancaran acara Natal. Selesai Natal, yang tersisa hanyalah kekesalan. Kekuatan rohani justru tak didapatkan.
Tak jarang pula Natal hanya menguras energi dan harta. Energi tersita untuk menyiapkan acara Natal, baik di gereja maupun di keluarga. Belum lagi mereka yang harus melakukan tradisi pulang kampung. Tidak sedikit harta harus direlakan demi kesenangan saat menjelang Natal. Ketika kembali ke kehidupan normal, kebahagiaan Natal ternyata semu karena hanya hura-hura dan pesta biasa. Esensi Natal, pengharapan dalam Kristus justru sirna.
Sorotan Utama BAHANA edisi ini hendak mengingatkan umat Kristen. Segeralah temukan makna Natal yang sesungguhnya bila ingin merasakan semangat Natal sepanjang tahun. Bila kita tidak segera mendapatkan makna Natal yang seharusnya, Natal tidak punya arti apa pun. Peringatan Natal tidak membawa perubahan hidup. Sejatinya, Natal harus berdampak. Natal membawa perubahan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar