Senin, 02 Januari 2012

Natal yang Berkesan dan Penuh Arti

By: Benny Santoso, M.Com. CFP® | Tips | 19 Desember 2011, 15:46:38 | Dibaca: 191 kali
Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.” Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. (Lukas 2:15-17, 20)
“Saya harus berutang untuk bisa memberikan hadiah dan mengadakan perayaan Natal. Saya tidak punya uang, tetapi saya tidak tega melihat anak dan istri saya tidak bisa menikmati sukacita Natal karena tidak bisa pesta dan mendapatkan hadiah Natal seperti kebanyakan orang”. Ini adalah pernyataan seorang teman menjelang Natal. Saya percaya banyak orang juga mengalami kondisi yang sama ketika mendekati Natal, merasa harus memiliki uang dalam jumlah besar agar bisa menikmati Natal. Bahkan, jika perlu mereka akan berutang supaya bisa menyambut Natal seperti gambaran Natal di kepala mereka.
Apakah kita boleh merayakan Natal dengan mengadakan pesta Natal dan memberikan banyak hadiah kepada keluarga? Tentu saja, boleh. Merayakan Natal dengan cara seperti ini sama dengan cara orang Majus merayakan Natal. Mereka melimpahi Yusuf dan Maria dengan pemberian yang dalam perwujudannya memerlukan banyak uang.
Tidak salah jika merayakan Natal ala orang Majus, yaitu dengan pesta dan memberikan hadiah kepada orangorang yang kita sayangi. Bahkan, kita tidak perlu menunggu sampai Natal untuk bisa melakukan semua ini. Tetapi dengan catatan, kita memiliki uang untuk bisa mewujudkan semua itu. Jika kita tidak punya uang, tidak perlu kita memaksakan diri untuk mengeluarkan banyak uang untuk merayakan Natal.
Apakah kita bisa merayakan Natal ketika berada dalam kondisi kurang baik? Tentu saja. Dalam kondisi apa pun kita tetap bisa merayakan Natal. Jangan sampai berpikir bahwa kita tidak bisa merayakan Natal ketika tidak memiliki uang berlebih. Uang bukanlah elemen terpenting dalam merayakan Natal. Uang bisa membuat perayaan Natal menjadi lebih meriah. Namun jika tidak ada uang pun, kita masih bisa merayakan Natal yang berkesan. Mungkin memang bukan perayaan Natal yang mahal, tetapi Natal yang berkesan dan penuh arti. Cara ini adalah cara merayakan Natal ala gembala seperti tertulis pada ayat tadi.
Para gembala tidak memiliki uang, tetapi mereka membawa “perhatian” dan memberikan kabar baik. Ketika tidak memiliki uang, kita bisa merayakan Natal seperti para gembala.
1. KebersamaanAjari keluarga kita untuk mengerti bahwa hubungan adalah sesuatu yang amat mahal. Ketika hubungan antaranggota keluarga berlangsung dengan sangat baik, kita sebenarnya sudah menjadi amat kaya. Jadikan Natal sebagai momen untuk meningkatkan hubungan. Buat acara yang tidak memerlukan uang banyak, tetapi bisa meningkatkan kebersamaan.
2. Memberitakan kabar baik Natal juga momen untuk memberitakan kabar baik. Ajak seluruh anggota keluarga untuk memberitakan kabar baik dengan cara berkunjung kepada orangorang yang tidak bisa merayakan Natal bersama dengan keluarga mereka seperti di panti asuhan atau panti jompo. Cara merayakan Natal seperti ini bisa membuat kita menangkap esensi Natal tanpa terlalu banyak mengeluarkan uang.
Sumber: Majalah Bahana, Desemeber 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar